Ngaji Itu dengan bertalaqqi

Rabu, 17 Oktober 2018

Kaidah Fiqh Muamalah Dalil asal bab MUBAH




هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا...الأية * سورة البقرة: ٢٩
Dialah yang telah menciptakan semua apa-apa yang ada di bumi untuk kalian
Menunjukkan bahwa segala hal yang di ciptakan allah di alam semesta hakikinya untuk manusia, semua boleh di manfaatkan, dipergunakan, dimanfaatkan manusia.
Kemudian dari semua hal yang boleh itu allah memberikan istisna’ (pengecualian)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ * سورة البقرة: ١٦٨
Hai sekalian manusia, makanlah kalian dari (makanan) yang halal lagi baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan; sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ .. الأية سورة المائدة: ٤
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), “apakah yang dihalalkan untuk mereka?” Katakanlah telah dihalalkan untuk kalian semua yang baik-baik....
Kemudian mengenai perdagangan kedudukannya sama seperti makanan. Semua hukum asalnya perdagangan adalah halal selama tidak melanggar aturan yang Allah berikan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ   سورة النساء : ٢٩   
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta di antara kalian dengan cara yang batal (tidak benar), kecuali bahwasanya (harta tersebut) merupakan perdagangan yang dilakukan atas dasar saling ridha di antara kalian.
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ...الأية سورة الأعراف: ١٥٧
Dan Dia menghalalkan untuk mereka semua yang baik dan mengharamkan kepada mereka semua yang jelek....
Pejelasan: secara umum semua yang buruk/jelek haram. Termasuk tentang transaksi jual beli antara manusia
Perlu di ingat kehalalan dan keharoman oleh allah sudah di jelaskan dengan sangat jelas
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِي الله عَنْهم قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَلاَلُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَةٌ فَمَنْ تَرَكَ مَا شُبِّهَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ كَانَ لِمَا اسْتَبَانَ أَتْرَكَ وَمَنِ اجْتَرَأَ عَلَى مَا يَشُكُّ فِيهِ مِنَ اْلإِثْمِ أَوْشَكَ أَنْ يُوَاقِعَ مَا اسْتَبَان رواه البخاري في كتاب البيوع
Dari Nu’man bin Basyir, Rasululah SAW bersabda:”Yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara syubhat (yang belum jelas halal dan haramnya). Maka barangsiapa yang meninggalkan perkara syubhat yang dimungkinkan termasuk dosa, maka dia lebih meninggalkan terhadap yang sudah jelas (haram dan dosanya), dan barangsiapa yang berani mengerjakan perkara syubhat yang dimungkinkan termasuk dosa, maka ia hampir saja terjatuh ke dalam perkara yang jelas (haram dan halal)

Namun yang jadi PR kita adalah Syubhat, harus di tela’ah lebih dalam di dalam Al Qur’an dan Al Hadist.
عَنْ سَلْمَانَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ السَّمْنِ وَالْجُبْنِ وَالْفِرَاءِ فَقَالَ الْحَلَالُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ وَالْحَرَامُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ وَمَا سَكَتَ عَنْهُ فَهُوَ مِمَّا عَفَا عَنْهُ * رواه الترمذي في كتاب الأحكام (تحقيق الألباني: حسن)           
Dari Salman, dia berkata, Rasulullah SAW ditanya tentang hukumnya samin, keju, dan himar liar, maka bersabda Rasulullah SAW:”Yang halal adalah apa yang dihalalkan Allah dalam Kitab-Nya (al-Qur’an dan al-Hadits) dan yang haram adalah apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya (al-Qur’an dan al-Hadits), dan apa-apa yang Allah diam darinya, adalah bagian dari yang Dia maafkan (boleh dimakan)”
Sehingga dari dalil-dalil diatas bisa di simpulkan dengan Qoidah
اْلأَصْلُ فِى الْمُعَامَلاَتِ اْلإِبَاحَةُ إِلاَّ أَنْ يَدُلَّ دَلِيْلٌ عَلَى تَحْرِيْمِهَا * قاعدة الفقهية
Pada dasarnya semua bentuk muamalah itu diperbolehkan kecuali ada dalil  yang mengharamkannya.

Kaidah / Qowaidh adalah sebuah kalimat yang disusun oleh para ulama’ dengan tujuan mempermudah memahami dalil-dalil atau nash. Di zaman Pak Nur Hasan kita menyebutnya dengan CANTOLAN seperti “Beli Sapi dapat Talinya” dan lainnya.

0 komentar:

Popular Posts

My Blog List