Syeikh abdul aziz ridwan sedang memberikan motivasi kpd para santri
Hai sohibul khoir,Bagaimana Kabarnya ? ,saya doakan semuanya baik2 saja didalam lindungan alloh swt.
Masih ingat gk tentang yg ane posting yaitu Menghapal Alqur'an Part 1.Nah Sekarang ana bagiin sesuai janji ana,zaitu memposting yg kedua ,Insya alloh yg ini lebih lengkap dan tersusun rapi disertai keutamaannya.
oke ,langsung aja intinya :
1. sebelum antum menghapal tau gak sih apa itu tahfidz ?
Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu tahfidz dan Al-Qur’an. Kata tahfidz merupakan bentuk masdar ghoir mim dari kata حَفَّظَ – يُحَفِّظُ - تَحْفِيْظًا yang mempunyai arti menghafalkan. Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi tahfidz atau menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.
Sedangkan pengertian Al-Qur’an secara etimologi bentuknya isim masdar, diambil dari kata قَرَأَ-يَقْرَأُ-قِرَاءَةً وَقُرْأَنًأ yang merupakan sinonim dengan kata قِرَاءَة, sesuai dengan wajan فُعْلَانٌsebagaimana kata غُفْرَان dan kata شُكْرَان mengandung arti yaitu bacaan atau kumpulan. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Qiyamah ayat 17 dan 18:
إِنّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾
Artinya:”Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.(17) Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. (18)
Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai mukjizat yang tertulis dalam lembaran-lembaran, yang diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya merupakan ibadah.
Setelah melihat pengertian tahfidz/menghafal dan Al-Qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an adalah suatu proses untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan ataupun sebagiannya.
2. Apakah Antum tau Hukum menghapalkan alqur'an ?
Menurut Imam Nawawi hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardu kifayah. Termasuk hukumnya fardu kifayah, ilmu-ilmu syara’ yang mesti diperoleh oleh seorang muslim untuk menegakkan agamanya seperti menghafal Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan fardu kifayah yaitu kewajiban yang ditujukan kepada semua mukallaf atau sebahagian dari mereka yang apabila diantara mereka (cukup sebagiannya saja) melaksanakannya maka akan menggugurkan dosa yang lainnya (yang tidak melaksanakan) dan apabila tidak ada seorangpun yang melaksanakan kewajiban tersebut maka dosanya ditanggung bersama. .
Orang yang melaksanakan fardu kifayah itu mempunyai kelebihan tersendiri dari pada orang yang melaksanakan fardu ‘ain, karena dia menggugurkan dosa umat yang tidak melaksanakan. Imam Haramain dalam kitab Al-Giyaai mengungkapakan bahwa fardu kifayah lebih utama dari pada fardu ‘ain dilihat dari bahwa pelakunya itu menutupi dan menggugurkan dosa umat islam yang lainnya sedangkan fardu ain hanya untuk dirinya sendiri.
3. Kiat-kiat menghapal al qur'an apa saja yg antum ketahui ?
3. Kiat-kiat menghapal al qur'an apa saja yg antum ketahui ?
Diambil dari sebagian keterangan syaikh kholil bustomi didalam buku kecilnya "KAIFA YAHFADZUNAL QUR'AN".
10 kiat-kiat dalam menghafal Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:
1. Mempunyai niat yang benar dan ikhlas karena mengharapkan ridho Allah dalam menghafal Al-Qur’an itu, dalam artian menghafal Al-Qur’an itu bukan karena ingin mencari popularitas/ingin terkenal atau ingin dipuji orang bahwa dia hafal Al-Qur’an. Apabila seseorang mempunyai keinginan untuk menghafal Al-Qur’an disertai dengan niat yang benar dan ikhlas maka niscaya Allah akan mem berikan pintu kemudahan baginya dalam menghafal.
Seseorang yang menghafal al-Qur’an karena riya/ingin dilihat orang lain maka tidak ada pahala baginya bahkan dia tidak akan pernah mencium baunya syurga. Sebagaimana hadits Nabi Saw yang berbunyi:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يَبْتَغِيْ بِهِ وَجْهَ اللهِ لاَيَتَعَلَّمَهُ إِلَّا لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرَقَ الَجنَّةِ يَوْمَ القِيَامَةِ يَعِي رِيْحَهَا (صحيح الجامع 6159)
Artinya;” Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu karena mengharapkan kepentingan dunia bukan ikhlas karena mengharapkan ridho dari Allah mka niscaya dia tidak akan pernah menemukan baunya syurga pada hari kiamat.”
2. Senantiasa berdoa dan bermunajat kepada Allah untuk supaya diberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an. Tidak ada seorangpun yang memberikan kekuatan dan kemudahan untuk mengahafal Al-Qur’an kecuali Allah. Ibnu Abbas pernah berkata:” kalau lah tidak Allah berikan kekuatan kepada manusia untuk dapat membaca Al-Qur’an dan menghafalnya niscaya manusia tidak akan mampu untuk membaca dan menghafalnya”. Dan ini sejalan dengan firman Allah yang berbunyi:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا القُرْانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِر )القمر : ١٧)
Artinya: “Sesungguhnya kami telah meةberikan kemudahan Al-Qur’an ini untuk diingat, apakah kamu akan senantiasa mengingatnya.”
Dengan demikian, sudah selayaknya manusia selalu bermohon/berdo’a kepada Allah yang memberikan kemudahan ketika hendak menghafal Al-Qur’an dengan penuh kekhusuan dan rasa rendah diri pada waktu-waktu yang mustajab/diijabah do’a seperti tengah malam disaat manusia terlelap tidur. Do’a tersebut dipanjatkan setelah melaksanakan shalat malam/ shalat tahajjud boleh menggunakan bahasa sendiri atau bahasa arab seperti do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مِنَ القُرْاَنِ مَاجَهِلْنَا وَذَكِّرْنَا مِنْهُ مَانَسِيْنَا. الَّلهُمَّ يَسِّرْلَنَا حِفْظَ كِتَابِكَ وَالْعَمَلَ بِهِ. أَسْأَلُكَ يَااللهُ يَارَحْمَن بِجَلاَلِكَ وَنُوْرِ وَجْهِكَ اَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِيْ وَارْزُقْنِي اَنْ اَتْلُوَهُ عَلىَ النَّحْوِ الَّذِيْ يُرْضِيْكَ عَنِّي.
3. Perbanyak istigfar/minta ampunan kepada Allah dari segala dosa yang telah diperbuat dan jauhilah perbuatan-perbuatan maksiat, karena inilah yang dapat menhambat seseorang dalam menghafal Al-Qur’an.
4. Sabar dan mempunyai keinginan yang kuat untuk menghafal Al-Qur’an. Pada mulanya menghafal Al-Qur’an itu nampak sulit dan malas rasanya untuk melakukannya itu karena itulah tipu daya syaitan yang selalu berusaha menggoda manusia untuk menghidari dari perbuatan baik termasuk menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu, dianjurkan bagi kita supaya terhindar dari sifat malas maka hendaklah membiasakan doa Nabi Saw sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اِنِّي اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الجُبْنِ وَالبُخْلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Karena menghafal Al-Qur’an ini banyak godaan dan gangguan, maka dibutuhkan kesabaran untuk senantiasa rutin dalam menghafal. Insyaallah kalau kita sabar Allah akan senantiasa memberikan kemudahan pada kita.
5. Meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an. Sempatkan waktu untuk menghafal dan jadwalkan hari dan jam sekian saya wajib ngafal jangn digunakan untuk hal yang lain supaya pikiran kita terpusat pada satu titik yaitu menghafal Al-Qur’an.
6. Tidak menyibukkan diri dari hal-hal yang sifatnya duniawi, dalam artian bukan berarti harus meniggalkannya tetapi jangan terlalu jadi perhatian kita.
7. Buatlah jadwal harian untuk menambah hafalan dan mengulangnya.
8. Dianjurkan menghafal Al-Qur’an itu pada waktu-waktu yang banyak keutamaannya atau dalam shalat-shalat sunnah seperti pada malam hari dan setelah shubuh. Bukan berarti pada waktu-waktu lain tidak boleh akan tetapi alangkah lebih baiknya pada waktu-waktu tersebut.
9. Ketika menghafal ini hendaklah suaranya dikeraskan, jangan sampai membacanya dalam hati atau pelan-pelan. Karena, itu akan menambah kekuatan hafalan.
10. Membacanya dengan bacaan tartil, jangan tergesa-gesa. Hal itu juga dapat mempengaruhi kuatnya hafalan, semakin dia cepat membacanya semakin cepat juga dia lupa tetapi kalau dia membacanya dengan tartil maka hafalannya itu akan sulit untuk hilangnya.
NB: Untuk doa terserah antum , doa diatas adalah sebagian dari hadits dan campuran dari doa sholat hifdzi
4. Berapa metodekah yg anda tau untuk menghapalkan alqur'an ?
Terlebih dahulu kamu membaca ayat yang ingin dihafal, kemudian membacanya sendiri berulang-ulang sambil melihat mushaf Al-Qur’an. setelah itu, kemudian kamu dapat memilih cara/metode menghafal berikut ini:
1. Metode tasalsuli (menghafal secara berantai), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal satu ayat sampai hafal dengan lancar, kemudian pindah ke ayat kedua sampai benar-benar lancar, setalah itu, gabungkan ayat 1 dengan ayat 2 tanpa melihat mushaf. Jangan berpindah ke ayat selanjutnya kecuali ayat sebelumnya lancar, begitu juga seterusnya ayat ketiga sampai satu halaman, kemudian gabungkan dari ayat pertama sampai terakhir . Cara ini membutuhkan kesabaran dan sangat melelahkan karena harus banyak mengulang-ngulang setiap ayat yang sudah hafal kemudian digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga menguras banyak energi, tetapi akan menghasilkan hafalan yang benar-benar mantap.
2. Metode jam’ii (menghafal secara menggabungkan), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian bepindah ke ayat kedua, setelah ayat kedua lancar berpindah ke ayat ketiga, begitu juga seterusnya sampai satu halaman. Kemudian setelah dapat mengahafal satu halaman, menggabungkan hafalan dari ayat pertama sampai terakhir tanpa melihat mushaf. Ini juga kalau mampu digabungkan satu halaman sekaligus, kalau dianggap sulit, maka dibagi dua menjadi setengah halaman dengan melihat mushaf terlebih dahulu dan setelah itu, membacanya tanpa melihat mushaf. Dan setengah yang kedua pun demikian, setelah lancar, maka gabungkan setengah pertama dan setengah kedua dengan cara dihafal.
3. Metode muqsam (menghafal dengan cara membagi-bagi), yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara membagi-bagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian itu menghafalnya secara tasalsul (mengulangi dari awal), setelah tiap-tiap bagian telah sempurna (satu halaman) dihafal, kemudian disatukan/digabungkan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya sampai seluruh bagian dapat digabungkan tanpa melihat mushaf . Metode ini pertengahan antara metode tasalsul dan jam’ii.
Metode yang ketiga ini dianggap yang paling mudah, tidak terlalu memberatkan seperti halnya metode tasalsuli, akan tetapi ketiga metode ini bukanlah metode yang mesti dilakukan oleh setiap orang karena setiap metode ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ini tergantung pada pribadi masing-masing mana yang dianggap bagus dan cocok diterapkan, atau bahkan keluar dari ketiga metode diatas, maka terapkanlah cara yang memberikan kemudahan dalam menghafal karena setiap orang memiliki potensi menghafal yang berbeda-beda dan memiliki keluangan waktu yang tidak sama. Tujuan dari metode itu adalah untuk mencapai hafalan yang baik.
Nb: metode ini yg rata2 di pakai di ponpes2 luar dan ldii sendiri tepatnya ponpes tahfidzul qur'an gading mangu
5. Sebanyak apa yg anda ketahui langkah tuk menghapal alqur'an ?
Adapun langkah-langkah menghafal Al-Qur’an itu adalah sabagai berikut:
1. Mulailah dengan berwudhu dengan sempurna, kemudian shalatlah 2 rakaat, janganlah sampai melupakan kedua hal tersebut. Sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوْءَ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَايَسْهُوْ فِيْهِمَا، غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Artinya: Rasulullah SAW. bersabda:” Barangsiapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya (menyempurnakannya) kemudian dia shalat 2 rakaat , dia tidak pernah melupakan keduanya maka Allah akan mengampuni dosanya yang terdahulu”
Kemudian berdo’alah kepada Allah untuk supaya diberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an dan ditetapkan dihatimu.
Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الوُضُوْءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ بِتَمَامِهَا أَعْطَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مَاسَأَلَ مُعَجِّلًا أَوْ مُؤَخِّرًا.
Artinya:”Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian shalat 2 rakaat dengan sempurna niscaya Allah kan memberikan (mengabulkan) do’anya(apa yang dia minta) dengan segera ataupun ditangguhkan”.
2. Memberi batasan berapa banyak hafalan yang akan dihafal setiap hari, dan membacanya dengan seksama. Bagi orang yang hendak mengahafal Al-Qur’an maka batasi berapa ayat perhari yang mesti dihafal kemudian membacanya dengan seksama, jangan sampai ada ayat yang salah sehingga hafalannya juga tidak salah. Ketika menghafal dan mengulang- ulangnya dengan dilagamkan / dilagukan supaya tidak bosan dan hafalan cepat masuk, sebab dengan lagu akan membuat seseorang senang untuk mendengarkannya, dan dapat membantu hafalan. sebagaimana hadits Nabi:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالقُرْاَنِ
Artinya:”Bukan termasuk kelompok kami orang yang tidak melagukan Al-Qur’an”.
3. Janganlah berpindah ke hafalan yang baru sebelum hafalan sebelumnya lancar/hafal dengan baik.
4. Hendaklah orang yang menghafal Al-Qur’an menggunakan satu mushaf Al-Qur’an, jangan gonta-ganti mushaf.
5. Memberikan tanda kepada bacaan yang sering salah ketika membacanya.
6. Mengulang-ngulang hafalan di saat kita hendak berangkat ke mesjid atau berangkat sekolah atau pulang dari pekerjaan.
7. Bacalah Al-Qur’an yang sudah dihafal dalam shalat, khusunya ketika shalat sendiri.
8. Bacalah terlebih dahulu hafalan yang sudah dihafal 2 kali, tanpa melihat mushaf satu kali kemudian yang kedua kalinya dengan melihat mushaf, setelah itu pindah ke hafalan baru.
9. Bangun malam hari kemudian shalat sunnah, bacalah surah yang sudah dihafal.
10. Jadwalkan perminggu satu hari khusus untuk mengulang-ngulang hafalan yang sudah hafal, kalau sekira hafalannya masih belum kuat.
11. Jadwalkan setiap bulan minimal satu hari untuk mengulang hafalan.
12. Banyaklah membaca tentang keutamaan-keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an supaya hati hati kita lebih semangat dan ikhlas dalam mengahafal Al-Qur’an.
6. Keutamaan menghapal alqur'an apa saja yg antum ketahui ?
Diantara keutamaan-keutamaan dari mengahafal Al-Qur’an itu adalah sebagai berikut:
1. Orang yang hafal Al-Qur’an itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Ankabut ayat 48-49:
وَمَا كُنتَ تَتْلُو مِن قَبْلِهِ مِن كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ ﴿٤٨﴾ بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ (العنكبوت:٤٩)
Artinya:"Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur'an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu). (48) Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim". ( 49)
2. Hafal Al-Qur’an menjadi sumber keselamatan dunia dan akhirat. Hadits Nabi menjelaskan:
عن أبي الدرداء رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : (( مَنْ حَفَظَ عَشْرَ آَيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ )) . في رواية : ((من آخر سورة الكهف)
Artinya:”Dari Abu Darda RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda:”Barangsiapa yang hafal 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi niscaya dia akan dijaga dari fitnah Dajjal”. Dalam riwayat lain: ( 10 akhir surat Al-Kahfi).
Ayat diatas, menjelaskan bahwa orang yang hafal 10 awal atau akhir dari surat Al-Kahfi akan diselamatkan dari fitnah yang terbesar di dunia yaitu fitnah Dajjal. Maka jelas orang yang menghafal Al-Qur’an akan selalu dijaga dan diselamatkan oleh Allah dari segala kejelekan-kejelakan manusia, Apalagi kalau sampai hafal Al-Qur’an 30 juz.
Orang hafal Al-Qur’an akan selamat dari api neraka. Sebagaimana hadits Nabi:لَوْ جَعَلَ القُرْآَنَ فِي إِهَابٍ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ مَا احْتَرَقَ) رواه أحمد . ويقول أبو أمامة : ( اِقْرَأُوْا القرآن وَلَا تَغَرَّنَكُمْ هَذِهِ المَصَاحِفُ المُعَلَّقَةُ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ قَلْبًا وعى القرآن.
Artinya:”Seandainya Al-Qur’an ini dibuat dari kulit kemudian dilemparkan (kulit tersebut) ke dalam api neraka niscaya tidak akan terbakar”.(H.R.Ahmad) dan Abu Umamah berkata:”Bacalah Al-Qur’an dan sungguh mushaf-mushaf Al-Qur’an yang menggantung pada hatimu tidak akan menipumu, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang tersimpan di dalamnya ayat Al-Qur’an”.
3. Orang yang hafal Al-Qur’an itu berada di barisan paling depan/paling dahulu di dunia dan akhirat. Sebagaimana hadits Nabi SAW. yang berbunyi:
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أَقْوَامًا ، وَيَضَعُ بِهِ آَخَرِيْنَ.)
Artinya:”Dari Umar bin Khattab R A., sesungguhnya Nabi SAW. bersabda:”Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an ini, dan merendahkan yang lainnya”.
4. Orang yang hafal Al-Qur’an itu memperoleh derajat tinggi di syurga. Sesuai hadits Nabi SAW.:
عن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما ، قال : قال رسول الله : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْآَنِ اِقْرَأ وَاَرَقُّ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنْ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آَخِرَ آَيَةٍ تَقْرَؤُهَا ((.
Artinya:”Dari Abdullah bin ‘Amru bin Ash RA. berkata:”Rasulullah SAW. bersabda:”Dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur’an, bacalah Al-Qur’an! lembutkanlah!, dan bacalah dengan tartil, sebagaimna kamu melakukannya ketika di dunia, karena kedudukanmu (di akhirat) di akhir ayat yang kamu baca”.
Dalam hadits lain dijelaskan:
المَاهِرُ بِالقُرْآَنِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ القرآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌ ، لَهُ أَجْرَانِ.
Artinya:”Orang yang pandai membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia (di syurga) dan orang yang membaca Al-Qur’an dan terbata-bata ketika membacanya, dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”.
5. Al-Qur’an akan memberikan syafaat di hari kiamat bagi orang yang membaca, menghafal dan mengamalkannya. Sebagaimana hadits Nabi:
اِقْرَأُوْا القُرْآَنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ شّفِيْعاً لِأَصْحَابِهِ.
Artinya:”Bacalah Al-Qur’an karena dia akan menjadi syafat (penolong) di hari kiamat bagi orang yang membacanya”.
6. Orang yang hafal Al-Qur’an akan diletakkan diatas kepalanya mahkota kehormatan, dan kedua orang tuanya dipakaikan pakaian yang tidak ada di dunia. Dalam hadits dijelaskan:
عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَ
dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca AlQur'an dan melaksanakan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya pada hari kiamat nanti akan dipakaikan mahkota yang sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dalam rumah-rumah didunia, jika matahari tersebut adadiantara kalian, maka bagaimana perkiraan kalian dengan orang yang melaksanakan isi AlQur'an?u(rowahu ad darimi) dalam sunan nya
7. Orang yang hafal Al-Qur’an menikah tanpa maskawin (maskawinnya Al-Qur’an). sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ امْرَأَةً عَرَضَتْ نَفْسَهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَوِّجْنِيهَا فَقَالَ مَا عِنْدَكَ قَالَ مَا عِنْدِي شَيْءٌ قَالَ اذْهَبْ فَالْتَمِسْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ لَا وَاللَّهِ مَا وَجَدْتُ شَيْئًا وَلَا خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ وَلَكِنْ هَذَا إِزَارِي وَلَهَا نِصْفُهُ قَالَ سَهْلٌ وَمَا لَهُ رِدَاءٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ مِنْهُ شَيْءٌ فَجَلَسَ الرَّجُلُ حَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسُهُ قَامَ فَرَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَاهُ أَوْ دُعِيَ لَهُ فَقَالَ لَهُ مَاذَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ فَقَالَ مَعِي سُورَةُ كَذَا وَسُورَةُ كَذَا لِسُوَرٍ يُعَدِّدُهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْلَكْنَاكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ
dari [Sahl bin Sa'd] bahwasanya; Ada seorang wanita menawarkan dan menghibahkan dirinya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu seorang laki-laki pun berkata pada beliau, "Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya." Beliau bertanya, "Apa yang kamu punyai?" laki-laki itu menjawab, "Aku tidak punya apa-apa." Beliau bersabda: "Pergi dan carilah meskipun hanya cincin besi." Maka laki-laki itu pun pergi, kemudian kembali dan berkata, "Tidak, demi Allah aku mendapatkan sesuatu apa pun, kecuali sarungku ini, biarlah wanita itu mendapat setengahnya." Sahl berkata; Laki-laki itu tidak memiliki baju atas. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang dapat kamu perbuat dengan kainmu itu. Jika kamu memakainya, maka badanmu tidak tertutup, dan bila nanti isterimu memakainya, badan atasnya juga tak tertutup." Akhinya laki-laki itu pun duduk hingga agak lama, lalu beranjak. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, maka beliau pun memanggilnya -atau dipanggilkan untuknya- lalu bertanya padanya: "Apa saja yang telah kamu hafal dari Al Qur`an?" laki-laki itu menjawab, "Aku hafal surat ini dan ini." Ia menghitungnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Kami telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan mahar hafalan Al Qur`anmu."
8. Menolong ilmu dengan menghafalnya. Jadi, orang yang hafal Al-Qur’an itu orang yang memuliakan ilmu Al-Qur’an, maka Allah Akan meninggikan derajatnya sebagaimana orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT.:
يرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ...(المجادلة:١١)
9. Hafal Al-Qur’an akan menguatkan ingatan. Allah berfirman:
قال تعالى : وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ )البقرة: ٢٨٢)
10. Orang yang hafal Al-Qur’an dapat dibedakan dari Akhlak dan budi pekertinya.
11. Hafal Al-Qur’an dapat meluruskan lidah, membuat lidah fasih dalam berbicara. karena Al-Qur’an ini kitab Allah yang paling balaghoh.
12. Menghafal Al-Qur’an itu meneladani Rasulullah SAW.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ قَالَ قُلْتُ أَقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ إِنِّي أَشْتَهِي أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي قَالَ فَقَرَأْتُ النِّسَاءَ حَتَّى إِذَا بَلَغْتُ { فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا } قَالَ لِي كُفَّ أَوْ أَمْسِكْ فَرَأَيْتُ عَيْنَيْهِ تَذْرِفَانِ
dari [Abdulalh] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacakanlah Al Qur`an padaku." Aku pun berkata, "Aku membacakannya untuk Anda, padahal kepada Andalah ia diturunkan?" beliau bersabda: "Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain." Akhirnya aku pun membacakan surat An-Nisa` dan ketika sampai pada ayat: "Dan bagaimanakah sekiranya Kami mendatangkan manusia dari seluruh umat dengan seorang saksi, lalu kami mendatangkanmu sebagai saksi atas mereka." Maka beliau pun bersabda padaku: "Cukuplah." Lalu aku pun melihat kedua mata beliau meneteskan air.
13. Menghapal al qur'an menjadikan sebaik2 ya umatnya nabi.خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
14. Hafalan Al-Qur’an akan membuat org itu aman didalam lindungan alloh.
عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ قَالَ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ يَقُولُ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ فَمَنْ دَخَلَ فِيهِ فَهُوَ آمِنٌ
dari [Abu Al Ahwash] ia berkata; [Abdullah] pernah berkata, "Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah jamuan Allah, barangsiapa yang masuk ke dalamnya maka ia pasti aman."
15. Orang yang hafal Al-Qur’an akan diberikan kemudahan untuk mencapai kesuksesan oleh Allah SWT.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللَّهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
dari [Abu Sa'id] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Azza wa Jalla berfirman; "Barangsiapa disibukkan oleh Al Qur`an dan berdzikir kepadaku untuk memohon kepadaKu, maka Aku akan memberikan kepadanya sesuatu yang terbaik dari yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon, " dan kelebihan kalamullah (Al Qur`an) dari seluruh kalam adalah seperti kelebihan Allah dari seluruh makhlukNya." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib.
16. Orang yang hafal Al-Qur’an itu termasuk Ahlullah (keluarga Allah).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai banyak ahli (wali) dari kalangan manusia." Para sahabat bertanya; "Ya Rasulullah, siapakah mereka itu?" beliau menjawab: "Mereka adalah ahlul Qur`an, mereka adalah para ahli dan orang khusus Allah."
17. Orang yang Hafal Al-Qur’an itu berhak mendapatkan kemulian dari Allah saat kiamat.عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Pada hari kiyamat, Al Qur`an akan datang kemudian berkata; "Wahai Rabb berilah dia pakaian, " maka dipakaikanlah kepadanya mahkota kemuliaan, kemudian Al Qur`an berkata lagi; "Wahai Rabb, tambahkanlah kepadanya, " maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan, kemudian berkata lagi; "Wahai Rabb ridlailah dia, " akhirnya dia pun diridlai, kemudian dikatakan kepada ahli Al Qur`an; "Bacalah dan naiklah, niscaya akan ditambahkan kepadamu satu pahala kebaikan pada setiap ayat." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.
18. Tidak dikatakan iri kepada orang yang hafal Al-Qur’an, akan tetapi ghibtoh .
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ
artinya:dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.' Kemudian seseorang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya.'"(rowahu bukhori)
artinya:dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.' Kemudian seseorang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya.'"(rowahu bukhori)
19. Orang yang hafal dan mempelajari Al-Qur’an itu derajatnya tinggi.
ان الله تعلى يرفع بهذا الكتاب أقواماويضع به اخرين
artinya:
sesungguhnya alloh mengangkat derajatnya qoum sebab al qur'an dan menghinakan dgn al qur'an pada qoum yg lain
ان الله تعلى يرفع بهذا الكتاب أقواماويضع به اخرين
artinya:
sesungguhnya alloh mengangkat derajatnya qoum sebab al qur'an dan menghinakan dgn al qur'an pada qoum yg lain
20. Orang yang hafal Al-Quran yaitu orang yang paling banyak membaca Al-Qur’an, maka otomatis banyak pahala yang ia peroleh.
قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ وَيُرْوَى هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ وَرَوَاهُ أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَفَعَهُ بَعْضُهُمْ وَوَقَفَهُ بَعْضُهُمْ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ[Muhammad bin Ka'ab Al Quradli] berkata; Aku mendengar [Abdullah bin Mas'ud] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf." Selain jalur ini, hadits ini juga diriwayatkan dari beberapa jalur dari sahabat Ibnu Mas'ud. Abul Ahwas telah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas'ud, sebagian perawi merafa'kannya (menyambungkannya sampai kepada Nabi) dan sebaian yang lainnya mewaqafkannya dari sahabat Ibnu Mas'ud. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib(rowahu at tirmidzi)
21. Orang yang hafal Al-Quran hati ya tidak akan di siksa lahir dan bathinnya.إِنَّ اللَّهَ لَا يُعَذِّبُ قَلْبًا وَعَى الْقُرْآن
dari [Abu Umamah Al Bahili] ia berkata, , sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa hati yang selalu memperhatikan Al Qur'an."(rowahu ad darimi)
22. Orang yang hafal Al-Quran tidak akan kesulitan untuk berbicara, berceramah dan belajar. Karena lidahnya sudah terbiasa mengucapkan Al-Qur’an dan selalu ada dalam hatinya.
7.Amalan apakah yg perlu dalam menjaga hapalan al qur'an ?
a. sholat hifdzi di setiap malam jum'at
a. sholat hifdzi di setiap malam jum'at
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي تَفَلَّتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِنَّ وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ عَلَّمْتَهُ وَيُثَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنَّهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ { سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي } يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةِ يس وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَحم الدُّخَانِ وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَفِي الرَّكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلِ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ التَّشَهُّدِ فَاحْمَدْ اللَّهَ وَأَحْسِنْ الثَّنَاءَ عَلَى اللَّهِ وَصَلِّ عَلَيَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالْإِيمَانِ ثُمَّ قُلْ فِي آخِرِ ذَلِكَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ يَا أَبَا الْحَسَنِ تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ أَوْ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا تُجَبْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ فَوَاللَّهِ مَا لَبِثَ عَلِيٌّ إِلَّا خَمْسًا أَوْ سَبْعًا حَتَّى جَاءَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مِثْلِ ذَلِكَ الْمَجْلِسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ فِيمَا خَلَا لَا آخُذُ إِلَّا أَرْبَعَ آيَاتٍ أَوْ نَحْوَهُنَّ وَإِذَا قَرَأْتُهُنَّ عَلَى نَفْسِي تَفَلَّتْنَ وَأَنَا أَتَعَلَّمُ الْيَوْمَ أَرْبَعِينَ آيَةً أَوْ نَحْوَهَا وَإِذَا قَرَأْتُهَا عَلَى نَفْسِي فَكَأَنَّمَا كِتَابُ اللَّهِ بَيْنَ عَيْنَيَّ وَلَقَدْ كُنْتُ أَسْمَعُ الْحَدِيثَ فَإِذَا رَدَّدْتُهُ تَفَلَّتَ وَأَنَا الْيَوْمَ أَسْمَعُ الْأَحَادِيثَ فَإِذَا تَحَدَّثْتُ بِهَا لَمْ أَخْرِمْ مِنْهَا حَرْفًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ مُؤْمِنٌ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ
dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata; ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang, dan berkata; ayah dan ibuku kurelakan untuk aku korbankan, Al Qur'an telah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Wahai Abu Al Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?" Ia berkata; ya wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku! beliau berkata "Apabila tiba malam Jum'at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan (para malaikat), dan doa pada malam tersebut terkabulkan, dan saudaraku Ya'qub telah berkata kepada anak-anaknya; aku akan memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku. Ucapan ini terus beliau ucapkan hingga datang malam Jum'at. Jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka'at dan engkau baca pada raa'at pertama surat Al Fatihah dan Surat Yaasiin, dan pada raka'at kedua engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Ad Dukhan, dan pada raka'at ketiga engkau baca Surat Al Fatihah dan Alif laam miim As Sajdah, dan pada raka'at keempat engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Tabarak (Surat Al Mulk). Kemudian apabila engkau telah selesai dari tasyahud maka pujilah Allah dengan sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta seluruh para nabi dengan sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian ucapkan di akhir semua itu: "ALLAAHUMMARHAMNII BITARKIL MA'AASHII ABADAN MAA ABQAITANII, WAR HAMNII AN ATAKALLAFA MAA LAA YA'NIINII, WARZUQNII HUSNAN NAZHARI FIIMAA YURDHIIKA 'ANNII. ALLAAHUMMA BADII'AS SAMAAWATI WAL ARDHI DZAL JALAALI WAL IKRAAM, WAL 'IZZATIL LATII KAA TURAAMU. AS-ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA NUURI WAJHIKA AN TULZIMA QALBII HIFZHA KITAABIKA KAMAA 'ALLAMTANII, WARZUQNII AN ATLUWAHU 'ALAN NAHWILLADZII YURDHIIKA 'ANNII. ALLAAHUMMA BADII'AS SAMAAWAATI WAL ARDHI, DZAL JALAALI WAL IKRAAM, WAL 'IZZILLATII LAA TURAAM, AS-ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA NUURI WAJHIKA AN TUNAWWIRA BIKITAABIKA BASHARII WA AN TUDHLIQA BIHI LISAANII, WA AN TUFARRIJ BIHI 'AN QALBII, WA AN TASYRAH BIHI SHADRII, WA AN TAGHSIL BIHI BADANII. FAINNAHU LAA YU'IINUNII 'ALAL HAQQI GHAIRUKA, WA LAA YU`TIIHI ILLAA ANTA, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BIKA Al 'ALIYYIL 'AZHIIM." (Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selamanya selama Engkau masih menghidupkanku, dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rizki berupa kenikmatan mencermati perkara yang mendatangkan keridhaanMu kepadaku. Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan serta keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai oleh makhluk. Aku memohon kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Maha pengasih, dengan kebesaranMu dan cahaya wajahMu agar mengawasi hatiku untuk menjaga kitabMu, sebagaimana Engkau telah mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rizki untuk senantiasa membacanya hingga membuatMu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Dzat yang memiliki kebesaran, kemulian dan keperkasaan yang tidak mungkin diinginkan oleh makhluk. Aku memohon kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Maha pengasih, dengan kebesaranMu dan cahaya wajahMu agar Engkau menyinari hatiku dan membersihkan badanku, sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku untuk mendapatkan kebenaran selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi kebenaran itu selainMu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung). Wahai Abu Al Hasan, engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga Jum'at atau lima atau tujuh niscaya engkau akan dikabulkan dengan idzin Allah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, Allah tidak bakalan lupa memberi seorang mukmin." Abdullah bin Abbas berkata; demi Allah, Ali tidak berdiam kecuali hanya lima atau tujuh Jum'at hingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam majelis tersebut. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitab Allah ada di depan mataku. Dan dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku membacanya maka aku tidak mengurangi satu huruf pun darinya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Disaat demikian itu maka engkau adalah seorang mukmin demi Tuhan Pemilik Ka'bah wahai Abu Al Hasan." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Al Walid bin Muslim.
b. Perbanyak sholat sunnah di siang hari dan malam , serta memuroja'ah ya dalam sholat.(nb:ulangilah teruz meneruz ayat yg di hapal sesuai dgn jadwal)
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُغَفَّلٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ وَهُوَ عَلَى نَاقَتِهِ أَوْ جَمَلِهِ وَهِيَ تَسِيرُ بِهِ وَهُوَ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفَتْحِ أَوْ مِنْ سُورَةِ الْفَتْحِ قِرَاءَةً لَيِّنَةً يَقْرَأُ وَهُوَ يُرَجِّعُ
[Abdullah bin Mughaffal] berkata; Aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca saat beliau berada di atas Untanya yang berjalan, ketika itu beliau membaca surat Al Fath atau bagian dari surat Al Fath, yakni dengan bacaan yang pelan seraya mengulang-ngulangnya."
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ فَسَمِعَهُ جَارٌ لَهُ فَقَالَ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا يَعْمَلُ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ فَقَالَ رَجُلٌ لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ مَا أُوتِيَ فُلَانٌ فَعَمِلْتُ مِثْلَ مَا
يَعْمَلُ
dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua perkara, yaitu; Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang, sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.' Kemudian seseorang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran, lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya.'"
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَأَبِي هُرَيْرَةَ قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ
dari [Abu Sa'id? Al Khudri] dan [Abu Hurairah] RhadhiyAllahu 'anhuma, mereka Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu mengingat Allah Ta'ala.(abu dawud)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُبْشِيٍّ الْخَثْعَمِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ طُولُ الْقِيَامِ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ جَهْدُ الْمُقِلِّ قِيلَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ هَجَرَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ قِيلَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ جَاهَدَ الْمُشْرِكِينَ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ قِيلَ فَأَيُّ الْقَتْلِ أَشْرَفُ قَالَ مَنْ أُهَرِيقَ دَمُهُ وَعُقِرَ جَوَادُهُ
dari [Abdullah bin Hubsyi Al Khats'ami] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya; amalan apakah yang lebih utama? Beliau bersabda; lama berdiri. Ia ditanya; sedekah apakah yang paling utama? Ia berkata; pemberian orang miskin, ia ditanya; hijrah apakah yang paling utama? Beliau bersabda; orang yang meninggalkan apa yang Allah haramkan. Ia ditanya; jihad apakah yang paling utama? Beliau bersabda; orang yang berjihad memerangi orang-orang musyrik dengan harta dan jiwanya. Ia ditanya; terbunuh bagaimana yang paling mulia? Beliau bersabda; orang yang ditumpahkan darahnya dan kudanya disembelih.(abu dawud)
C.Mendengarkan rekaman suara dari syaikh2 ternama guna memurojaa'ah atau mengsisi waktu luang
عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ الْقُرْآنَ قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ إِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِ
dari [Abdullah] radliallahu 'anhu, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda padaku: "Bacakanlah Al Qur`an untukku." Aku pun berkata, "Apakah aku akan membacakan untuk Anda, padahal ia diturunkan kepada Anda?" beliau bersabda: "Sesungguhnya aku suka untuk mendengarnya dari orang lain."(rowahu bukhori)
huft akhirnya selesai juga.. kepala ane pusing banget muter2 bukain hadist atu atu...
mudah2han itu jadi bermanfaat bagi antum semua ...
barokallohu fih...
mudah2han itu jadi bermanfaat bagi antum semua ...
barokallohu fih...
aminn
0 komentar:
Posting Komentar