DI MASA lalu hanya ada dua momen percakapan dengan Tuhan yang diingat oleh Heather; di setiap pernikahan dan pemakaman. Selebihnya, hidupnya sama sekali tanpa Tuhan.
Perempuan ini memilih menjadi atheis dikarenakan tidak mendapatkan apapun dalam semua ajaran agama yang ia pelajari, mulai dari Taoisme, Budhisme, dan Yahudi. Heather pun hidup bebas. Gampang ditebak, ia melahirkan anak di luar nikah.
Situasi kian runyam ketika ia harus membesarkan anaknya itu sendiri.
Merasa tidak kuat, ia serahkan anaknya itu untuk diadopsi. “Saya terdiam, dan merasa malu kepada Tuhan,” ujarnya.
Perempuan ini memilih menjadi atheis dikarenakan tidak mendapatkan apapun dalam semua ajaran agama yang ia pelajari, mulai dari Taoisme, Budhisme, dan Yahudi. Heather pun hidup bebas. Gampang ditebak, ia melahirkan anak di luar nikah.
Situasi kian runyam ketika ia harus membesarkan anaknya itu sendiri.
Merasa tidak kuat, ia serahkan anaknya itu untuk diadopsi. “Saya terdiam, dan merasa malu kepada Tuhan,” ujarnya.
Meskipun menjadi Atheis, tidak serta merta ia berhenti mencari kebenaran hakiki. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang Kristen yang mengalami pencerahan.
“Setiap kali mendengar kisahnya, saya merasa sinis. Saya benar-benar tidak peduli,” katanya.
Setelah itu, Heather terus mendengar perempuan itu bercerita hal
yang logis. Sempat, Heather dibuat kesal. Tetapi sikapnya yang acuh membuatnya tidak berkomentar sinis.
Ketika ia mulai bekerja, yang menjadi bosnya adalah seorang Muslim. Ketimbang perempuan tadi, ia lebih menerima berdiskusi tentang Islam dan Muslim bersama bos-nya itu.
Oleh bosnya itu, Heather diberikan pandangan yang lain tentang Islam dan Muslim.
“Saya diminta baca Alquran, lalu berdebat soal isinya,” kenang dia.
Ia baca surat pertama, Al-Fatihah. Dari isinya, Heather melihat banyak kemiripan dalam beberapa hal pada ajaran Kristen. Pada bahasan kebenaran, ia sayai kebenaran sejati itu tidak pernah terbantahkan. Selesai membaca ayat itu, ia mendapati satu kesimpulan. “Inilah agama yang saya cari,” katanya.
Dari sekian hal yang dipelajari Heather tentang Islam, ada satu hal yang mengganjalnya. Banyak informasi yang mengatakan Islam identik dengan terorisme. Tapi, dalam hatinya itu mengatakan sebaliknya. Islam tidak terkait dengan bom bunuh diri, pembajakan atau hal negatif lainnya.
Melihat masalah ini, ia gunakan akal pikirannya. “Saya gunakan otak saya. Selanjutnya, saya tahu apa yang saya lsayakan. Saya menjadi Muslimah,” ujarnya.
Setelah menjalani kehidupan sebagai Muslimah, Heather pun menikah dengan bosnya itu. [islampos]
Ketika ia mulai bekerja, yang menjadi bosnya adalah seorang Muslim. Ketimbang perempuan tadi, ia lebih menerima berdiskusi tentang Islam dan Muslim bersama bos-nya itu.
Oleh bosnya itu, Heather diberikan pandangan yang lain tentang Islam dan Muslim.
“Saya diminta baca Alquran, lalu berdebat soal isinya,” kenang dia.
Ia baca surat pertama, Al-Fatihah. Dari isinya, Heather melihat banyak kemiripan dalam beberapa hal pada ajaran Kristen. Pada bahasan kebenaran, ia sayai kebenaran sejati itu tidak pernah terbantahkan. Selesai membaca ayat itu, ia mendapati satu kesimpulan. “Inilah agama yang saya cari,” katanya.
Dari sekian hal yang dipelajari Heather tentang Islam, ada satu hal yang mengganjalnya. Banyak informasi yang mengatakan Islam identik dengan terorisme. Tapi, dalam hatinya itu mengatakan sebaliknya. Islam tidak terkait dengan bom bunuh diri, pembajakan atau hal negatif lainnya.
Melihat masalah ini, ia gunakan akal pikirannya. “Saya gunakan otak saya. Selanjutnya, saya tahu apa yang saya lsayakan. Saya menjadi Muslimah,” ujarnya.
Setelah menjalani kehidupan sebagai Muslimah, Heather pun menikah dengan bosnya itu. [islampos]
0 komentar:
Posting Komentar